Budidaya Jeruk Peras, Tambahan Penghasilan Petani Way Kanan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Meningkatkan penghasilan, petani di Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung memanfaatkan lahan tanaman karet yang tidak produktif dengan komoditas jeruk peras. Suharso, salah satu petani menyebutkan, budidaya dilakukan pada pekarangan dan kebun. Budidaya dilakukan dengan sistem tumpang sari.

Warga Kampung Sumber Rejeki, Kecamatan Negeri Agung, Way Kanan itu menanam ratusan batang jeruk peras. Dengan perawatan mudah, tanaman bisa berbuah saat usia sekitar 2,5 tahun.

“Saat petani alami kerugian imbas harga getah karet anjlok, petani masih bisa mendapat hasil panen dari buah jeruk yang masuk masa panen penyelang meski hasilnya lebih sedikit dibanding saat panen raya, namun tetap memberi sumber penghasilan bagi petani,” terang Suharso saat ditemui Cendana News, Senin (17/5/2021).

Suharso menyebut sebagian petani yang memiliki lahan luas memilih menggunakan lahan untuk budidaya jeruk peras. Kebun yang ditanami disulap menjadi lokasi agro wisata petik buah. Petani bisa memberi kesempatan bagi pengunjung untuk bisa memetik buah langsung di kebun. Setiap pengunjung bisa membayar Rp5.000 per orang dan membeli Rp10.000 per kilogram.

Kunci produksi buah jeruk peras meningkat sebutnya dengan penambahan nutrisi. Selain pemberian pupuk kompos, petani juga memberikan pupuk jenis Urea, NPK. Pemulihan media tanam juga dilakukan dengan penggemburan lahan.

Memiliki sekitar 100 tanamam jeruk dengan hasil 20 kilogram per pohon ia bisa mendapat hasil Rp16 juta sekali panen.

Wardoyo, warga lainnya menyebut budidaya jeruk peras banyak dilirik warga. Sebab kondisi tanah di wilayah tersebut cocok . Tanaman tersebut bisa jadi harapan penghasilan tambahan petani.

Lihat juga...