Begini Alasan Pelaku Lalu Lintas Ternak Pilih Perjalanan Malam

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Perjalanan malam hari sebutnya jadi pilihan dengan alasan ternak akan lebih tenang. Ternak sapi tidak akan memiliki pandangan jauh dan suasana lebih nyaman saat gelap. Kondisi panas saat siang akan berimbas pada tingkat stres ternak meningkat.

Selain itu ia harus tiba di kantor karantina untuk melaporkan jumlah manifes ternak sapi yang diangkut. Selain itu pengemudi wajib membayar biaya penerimaan negara bukan pajak (PNBP) untuk sapi yang dilalulintaskan.

“Berbagai proses tersebut yang membuat pengiriman ternak sapi dan ternak lain lebih dipilih malam hari,” ungkapnya.

Hal yang sama diakui Subarkah, pelaku usaha perlalulintasan ternak kambing. Warga asal Lampung Tengah itu menyebut melintas melalui Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Estimasi perjalanan darat dan laut melalui pintu tol Natar membuat ia kerap memilih perjalanan malam hari. Bagi kondisi fisik kendaraan, perjalanan malam hari menjaga kondisi ban mobil.

Subarkah, pelaku usaha lalu lintas ternak kambing asal Lampung Tengah tujuan Bekasi, Jawa Barat menunggu proses verifikasi dokumen di kantor Karantina di Jalan Lintas Timur, Bakauheni, Lampung Selatan, Senin petang (24/5/2021) – Foto: Henk Widi

Bagi ternak kambing yang dibawa, Subarkah bilang ternak yang dibawa akan lebih nyaman. Sebab suhu udara pada malam hari akan menjaga daya tahan ternak dari panas. Sekali perlalulintasan ternak kambing ia membawa sekitar 25 ekor. Setiap ekor kambing dibeli dari peternak lalu digemukkan. Per ekor kambing sebutnya dijual seharga Rp1,5 juta hingga Rp2 juta.

“Permintaan dari pedagang sate, sop, gulai dan untuk kebutuhan keagamaan, terlebih mendekati bulan haji atau Idul Adha,” ulasnya.

Lihat juga...