Terapkan Talud Kombinasi, Cara Warga Pulau Pasaran Cegah Abrasi
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Pulau Pasaran di Teluk Lampung dengan luas sekitar 12 hektare menjadi hunian bagi ratusan kepala keluarga. Warga menghadapi tantangan tersendiri bagaimana mengatasi abrasi berkelanjutan dengan menerapkan berbagai langkah.
Berada di wilayah Kelurahan Kota Karang, Teluk Betung, Bandarlampung. Ujang, warga setempat mengaku abrasi jadi tantangan setiap musim gelombang pasang.
Masuki fase bulan purnama, angin barat, abrasi pantai kerap menggerus area tepi pantai. Rekayasa hayati (bioengineering) dilakukan dengan menanam mangrove, pohon kelapa. Namun kekuatan gelombang sebut Ujang kerap mengakibatkan abrasi permukaan tanah di pulau Pasaran. Proses penguatan dilakukan dengan pembuatan talud, pondasi untuk konstruksi bangunan.
Penggunaan batu belah, batu keriting, pasir, tanah timbun dengan karung ungkap Ujang kerap dilakukan. Namun faktor kekuatan gelombang kerap merusak konstruksi talud. Sebagai kombinasi sebagian warga menanam kelapa. Selain efektif mencengkeram pasir, tanah dan batu penanaman pohon kelapa bisa menjaga abrasi pantai. Meski demikian penanaman pohon dominan dilakukan pada area pantai.
“Sisi Pulau Pasaran yang menghadap laut lepas berpotensi terkena abrasi sehingga ada penerapan sistem talud dengan batu, sisi timur lebih aman karena ada penanaman mangrove jenis api api yang meminimalisir abrasi sekaligus sistem urug berkelanjutan,” terang Ujang saat ditemui Cendana News, Rabu (28/4/2021).
