Terapkan Talud Kombinasi, Cara Warga Pulau Pasaran Cegah Abrasi

Editor: Makmun Hidayat

Talud kombinasi sebut Ujang berawal dari rentannya gumukan pasir terbawa arus. Gumukan pasir yang berpadu dengan vegetasi mangrove sebutnya sudah berkurang di pulau tersebut. Sebab kebutuhan akan hunian berimbas pada penggunaan bibir pantai untuk bangunan. Tanpa mengurangi fungsi konservasi dan konstruksi benteng atau talud kombinasi diaplikasikan warga.

Aplikasi paling murah pada talud pantai pulau Pasaran sebut Ujang memakai bahan yang mudah diperoleh. Ban mobil bekas yang kerap dibuang bisa menjadi material utama penahan ombak. Penerapan dilakukan dengan menyusun ban bekas, memperkuat dengan tancapan kayu, mengisi dengan batu dan pasir. Sebagian warga yang memiliki modal lebih mengombinasikan dengan cor beton.

“Memperkuat konstruksi talud berbahan ban bekas, penanaman bibit pohon kelapa bisa memperkuat oleh perakarannya,” terang Ujang.

Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan tangkap tradisional sebut Ujang juga memakai bagan apung. Bagan apung dengan konstruksi bambu yang ditempatkan pada area perairan menjadi sumber mencari ikan. Nelayan memanfaatkan kanal yang dibuat untuk menjadi dermaga. Kanal kanal sebagian dibuat memakai konstruksi pondasi batu yang memperkuat akses masuk dari perairan.

Santoso dan Lukman, nelayan pencari ikan menyebut pulau Pasaran yang bersanding dengan pulau Sumatera rentan abrasi. Saat tsunami 2018 silam warga harus mengungsi sementara ke daratan. Memakai jembatan sepanjang 100 meter, lebar 2,5 meter jadi akses utama antara daratan dan pulau. Selain mempertahankan talud kombinasi, warga daratan Kota Karang mempertahankan vegetasi mangrove jenis api api.

Lihat juga...