Sering Terjadi Siklon Tropis Bukti Nyata Perubahan Iklim Global

Kondisi cuaca pada skala lokal tersebut mencakup wilayah yang tidak terlalu luas, durasi yang tidak lama dan frekuensi yang tidak sering.

Berdasarkan statistik, di masa peralihan musim, hujan lebat yang terjadi justru sering disertai kilat maupun petir, angin kencang berdurasi singkat, bahkan mengakibatkan puting beliung dan hingga hujan es.

Meskipun faktor penggerak pada skala lokal mendominasi pembentukan cuaca pada masa peralihan, namun fenomena cuaca pada skala regional juga masih memberikan pengaruh yang cukup signifikan.

Hal ini terjadi karena masih labilnya kondisi atmosfer di Indonesia pada skala regional, yang dapat mempengaruhi pola-pola cuaca pada skala regional.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) juga mengimbau perlunya mewaspadai rangkaian siklon tropis (tropical cyclone) selama April 2021, yang bisa menimbulkan cuaca ekstrem.

Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Antariksa (PSTA) Lapan, Erma Yulihastin, menjelaskan kondisi tersebut menyebabkan potensi terjadinya Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) ganda yang dapat pecah dan terputar oleh gaya Coriolis, sehingga dapat menghasilkan serial bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem di wilayah sekitarnya.

Makin seringnya kemunculan siklon tropis menjadi bukti perubahan iklim global itu nyata adanya. Akibat deforestasi yang tidak terkendali suhu udara di bumi naik, termasuk di muka air laut, akibatnya es di kutub utara dan kutub selatan yang menjadi penyeimbang mulai mencair. Makin habis lapisan es, maka makin sulit mengendalikan kenaikan suhu bumi. Akibatnya, makin mudah muncul siklon dari kenaikan suhu muka air laut.

Lihat juga...