Permintaan Ikan di Telukbetung Meningkat, Nelayan Kembali Melaut
Editor: Makmun Hidayat
Puluhan nelayan Telukbetung sebutnya menggunakan sistem penangkapan dengan jaring. Sebagian memakai sistem bagan apung dan bagan congkel. Hasil tangkapan bagan congkel dan bagan apung dominan ikan teri dan ikan pelagis ukuran kecil bahan ikan asin. Sebagian ikan demersal hasil tangkapan nelayan digunakan untuk bahan kuliner.
“Banyak ikan dijadikan bahan olahan seafood dan digiling menjadi ikan giling untuk kuliner selama ramadan,” terang Subarkah.
Wahyono, pedagang ikan laut di Pasar Gudang Lelang, Telukbetung menyebut ikan laut jadi favorit untuk bahan kuliner. Sebagian masyarakat sebutnya memilih ikan laut karena harga terjangkau dibandingkan dengan daging sapi. Jenis ikan yang dijual sebutnya berupa tongkol, tengkurungan, simba, manyung dengan harga Rp30.000 hingga Rp45.000 per kilogram. Berbagai jenis ikan jenis tenggiri, baji baji, kuniran banyak dipakai pedagang ikan giling.
Meski permintaan ikan meningkat, Wahyono bilang harga ikan masih stabil. Stabilnya harga ikan didukung kondisi perairan bersahabat, pasokan ikan lancar dari sejumlah tempat pendaratan ikan di Teluk Lampung. Pedagang ikan akan mendapat stok untuk dijual melalui proses lelang. Keuntungan per kilogram hasil penjualan ikan laut rata-rata Rp10.000 hingga Rp15.000.
“Tingkat permintaan ikan laut yang tinggi didukung oleh hasil tangkapan ikan yang stabil,” cetusnya.
Saminah, penyedia ikan giling baji baji dan tenggiri mengaku pasokan ikan lancar. Ikan giling kerap digunakan untuk bahan pembuatan kuliner Ramadan. Paling banyak ikan giling digunakan untuk membuat tekwan, bakso dan otak otak. Bahan baku ikan giling sebutnya jadi olahan kuliner yang cukup menyegarkan sebagai menu berbuka puasa.