Literasi Matematika Anak Indonesia, Rendah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Matematika itu bukan bicara formula atau rumus. Tapi suatu proses penalaran. Jadi bukan hanya secara instan menggunakan rumus tapi memahami dari mana rumus itu berasal. Kondisi ini akan mengembangkan pola pikir kritis dan kreatif,” kata Sofi dalam kesempatan yang sama.
Untuk mengatasinya, Sofi menyebutkan, Gernas Tastaka mulai menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) pada para guru-guru matematika tingkat sekolah dasar di beberapa wilayah Indonesia. Antara lain, Tual Maluku Tenggara, Rembang Jawa Tengah, Bogor Jawa Barat.
“Ada beberapa topik, yaitu bilangan, geometri, pengukiran, statistika dan probabilitas serta assesment. Ini dilakukan untuk mendorong para guru untuk mengubah konsep pengajaran mereka,” ucapnya.
Salah satu konsep yang disampaikan kepada peserta pelatihan adalah kepekaan bilangan.
“Dalam salah satu pelatihan, kita meminta para peserta untuk menyusun bilangan 10 dengan menggunakan dua komponen yang berbeda sebanyak 10 baris. Waktu itu yang digunakan adalah kacang merah dan jagung. Konsep yang hendak disampaikan adalah angka 10, bukan hanya didapatkan dari 5 ditambah 5. Tapi juga bisa dari 1 dan 9 atau 2 dan 8, dan selanjutnya,” papar Sofi.
Ia menyebutkan, apa yang disampaikan dalam pelatihan bukanlah ilmu baru tapi merupakan ilmu dasar yang saat ini sering terlupakan oleh banyaknya aktivitas yang harus dilakukan oleh guru.