Literasi Matematika Anak Indonesia, Rendah

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Sudah 20 tahun berjalan, nilai Matematika peserta didik Indonesia dalam  Programme for International Student Assessment (PISA) masih belum menunjukkan peningkatan. Masih berkutat pada low performer dan middle performer, yang artinya tingkat penalaran matematikanya antara sangat rendah hingga sedang saja.

Survei dari Research on Improvement of System Education (RISE) yang mengambil data dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) pada tahun 2000, 2007 dan 2014 yang mewakili 83 persen populasi Indonesia, menunjukkan, lebih dari 85 persen lulusan SD, 75 persen lulusan SMP dan 55 persen lulusan SMU hanya memiliki kompetensi matematika pada tingkat siswa kelas 2. Hanya sedikit yang memiliki tingkat kompetensi kelas 4 dan 5.

Koordinator Konten Gernas Tastaka (Gerakan Nasional Berantas Buta Matematika), Dhitta Puti Saraswati, menyatakan, berdasarkan data, 75 persen dari peserta didik pada institusi pendidikan formal memiliki mutu keterampilan dasar matematika yang kurang.

“Ada masalah yang sangat besar di sini. Karena belajar matematika dasar merupakan kegiatan yang tak berbeda dengan membaca. Matematika itu sama dengan membaca, yaitu alat untuk memahami dunia. Semua orang harus belajar matematika, bukan hanya untuk aplikasi dalam kehidupan sehari-hari tapi pembentukan pola berpikir yang sistematis, berpikir logis, runut, pengelompokan dan mampu menyelesaikan masalah,” kata Puti dalam diskusi online tentang kualitas pendidikan matematika di Indonesia, Kamis (29/4/2021).

Grafik perbandingan kompetensi nilai peserta didik Indonesia (grafik kiri) dengan Vietnam, berdasarkan hasil PISA, disampaikan dalam diskusi online tentang kualitas pendidikan matematika di Indonesia, Kamis (29/4/2021) – Foto: Ranny Supusepa
Lihat juga...