Liga Super Eropa Diyakini Rugikan Klub-Klub Kecil

Logo resmi kompetisi tandingan tengah pekan Eropa, Liga Super Eropa - foto Ant

JAKARTA – Pakar keuangan olahraga dari DBRS Morningstar, Michael Goldberg meyakini, gelaran Liga Super Eropa akan merugikan klub-klub kecil. Agendanya dapat menurunkan angka penonton, serta nilai kontrak hak siar liga-liga domestik.

Menurut Goldberg, kerangka Liga Super Eropa akan melebarkan kesenjangan antarklub. Dan klub-klub elit akan semakin kaya, mudah menggaet pemain yang lebih baik dan semakin gampang memenangi kompetisi domestik dibandingkan yang sudah terjadi saat ini.

“Dari sudut pandang finansial, klub-klub Liga Super kemungkinan akan lebih baik, tetapi saya rasa mereka akan menyusutkan produk yang mereka sajikan saat tampil di liga domestik. Lantas klub-klub yang tidak terlibat Liga Super, akan semakin berada dalam posisi kurang diuntungkan dari yang sudah terjadi sekarang,” kata Goldberg, Selasa (20/4/20201) dinihari WIB.

Pada Minggu (18/4/2021) sebanyak 12 klub Eropa secara serempak mengumumkan peluncuran kompetisi tengah pekan tandingan Liga Super Eropa. Sebuah pengumuman yang menjadi sasaran kritik otoritas sepak bola, suporter hingga politisi, yang menyebutnya sebagai pelanggengan kekuatan dan kekayaan segelintir klub elit.

Goldberg meramalkan, nilai hak siar dan sponsor kompetisi domestik mungkin tidak akan terganggu secara instan, tetapi secara berkala terkikis dan semakin melebarkan kesenjangan. Sementara penggemar, tidak mau menonton hasil 5-0 setiap pekan.

DBRS Morningstar menganailisis, probablitas setiap klub memenuhi kewajiban utangnya berdasar besaran dan volatilitas penerimaan, pendapatan serta arus kas mereka. “Klub-klub Liga Super, saya pikir besaranya akan naik dan volatilitasnya menurun, tetapi yang tidak berpartisipasi mengalami sebaliknya,” kata Goldberg.

Lihat juga...