Kolak jadi Menu Wajib Berbuka Puasa, Pedagang Pisang Ikut Untung
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
SEMARANG — Kolak pisang, menjadi salah satu menu takjil berbuka puasa. Diolah bersama gula jawa, daun pandan, santan, serta kolang kaling, cita rasa manis cocok untuk melepas dahaga, saat berbuka.
Tingginya minat masyarakat akan kolak pisang, juga turut berimbas pada penjualan pisang, sebagai bahan baku utama. Khususnya, selama bulan Ramadan.
“Alhamdulillah, selama bulan Ramadan, penjualan pisang meningkat. Jika sehari-hari bisa menjual 20-25 sisir pisang, sejak puasa ini, bisa dua kali lipatnya. Baik jenis pisang yang dimakan langsung, atau diolah sebagai kolak pisang,” papar Astuti, pedagang pisang saat ditemui di Pasar Gunungpati Semarang, Selasa (27/4/2021).
Dijelaskan, untuk pisang yang diolah menjadi kolak seperti kepok pipit, raja, hingga pisang tanduk.
“Kalau kepok pipit dan raja, dijual per sisir Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu, tergantung besar kecilnya dan jumlah pisang per sisir. Sementara untuk pisang tanduk, dijual Rp 10 ribu per tiga buah,” terangnya.
Sementara, untuk pisang buah yang langsung dimakan seperti pisang ambon, susu atau mas, juga mengalami peningkatan, meski tidak sebanyak pisang untuk olahan.
Pihaknya pun berharap, kondisi ini bisa terus bertahan, setidaknya hingga bulan Ramadan usai. “Ya kalau laris terus seperti ini, pasti senang. Per hari dari jualan pisang ini, keuntungannya bisa untuk membeli kebutuhan keluarga,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan, Istiadi, pedagang pisang di kawasan Tembalang Semarang. Dituturkan, pisang tanduk, kepok dan raja, menjadi yang paling banyak dicari pembeli selama bulan Ramadan.
“Ya untuk dibuat kolak, atau pisang goreng untuk berbuka puasa. Selama Ramadan penjualan cukup bagus. Ya bisa dua kali lipatnya,” terangnya.