Jelang Lebaran, Petani di Lamsel Panen Cengkih

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Permintaan cengkih sebutnya untuk bahan pembuatan rokok juga meningkat jelang Idulfitri. Pasalnya tanaman rempah itu kerap dimanfaatkan sebagai bumbu kuliner daging dan berbagai jenis kue.

“Hasil panen penyelang sebagian disimpan untuk bumbu dapur penyedap masakan,” ulasnya.

Varietas cengkih sikotok sebutnya sudah bisa belajar berbuah saat usia tiga tahun. Memiliki batang kecil saat besar jumlah batang akan bertambah.

Ukuran pohon yang lebih pendek memudahkan petani terutama kaum wanita melakukan pemanenan. Hasil penjualan panen cengkih penyelang sebutnya akan digunakan untuk kebutuhan saat Idulfitri.

Ibrohim, pemilik puluhan tanaman cengkih sistem tumpangsari mengaku panen penyelang masih menghasilkan.

Ia melakukan pemanenan penyelang dengan hasil sekitar 50 kilogram cengkih pada tahap awal panen. Proses panen dengan sortir bisa dilakukan hingga tiga tahap menyesuaikan kelebatan buah. Petani di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni itu bilang menanam varietas Zanibar.

“Kejayaan cengkih di desa kami ada pada tahun 1990-an silam, kini hanya tersisa regenerasi tanaman baru,” cetusnya.

Rata-rata hasil panen 5 kilogram lebih menyesuaikan usia dan ketinggian pohon cengkih. Memasuki tahap panen penyelang Ibrohim mengaku bisa memanen bagian cangkang dan daun.

Bagi perusahaan rokok dua jenis bahan itu masih bisa dipakai sebagai penambah aroma. Meski harga jual Rp1000 per kilogram masih menghasilkan. Hasil penjualan cengkih, daun, memberinya omzet lebih dari Rp1 juta.

Ibrohim mengaku, kunci mendapatkan hasil panen dengan pemilihan bibit tepat. Varietas zanzibar yang telah dikombinasikan bagian atas dan bawah akan menciptakan bibit berbuah lebat.

Lihat juga...