Wisata Tracking Desa Sikka-Wukur, Menantang

Editor: Koko Triarko

Jalan dari pusat desa Sikka menuju Dusun Wukur sejauh 3,4 kilometer. Terdapat dua tanjakan tajam persis di tebing batu cadas dengan kemiringan 30 derajat. Beberapa rumpun Kaktus Centong Kaktus (Opuntia cochenillifera) tumbuh liar di samping jalan.

Hanya pohon Lamtoro (Leucaena leucocephala) dan Gamal (Gliricidia sepium) tumbuh mendominasi bukit di utara. Selebihnya rumput ilalang dan bunga-bunga hutan yang sedikit menambah indah pemandangan sepanjang jalan.

“Lamtoro dan gamal dulu ditanam untuk mencegah erosi, sekaligus menghijaukan bukit di sepanjang jalan menuju Dusun Wukur ini,” terang Intus.

Sebelah utara jalan semen yang dilintasi, tampak bebatuan cadas berbentuk pipih berserakan. Konon, katanya, bebatuan ini merupakan reruntuhan dari bukit yang digranat saat pembukaan jalan.

Anggota Komunitas Jalan Kaki (KJK) Sikka, Cucun Suryana, mengaku terpikat saat menyambangi desa ini pada Juli 2020. Komunitas menemukan banyak destinasi wisata alam yang masih perawan.

“Jalan kaki dari pusat desa Sikka menuju Kampung Wukur di sebelah timur sangat berkesan. Banyak pemandangan indah dinikmati, meskipun jalannya sedikit menantang dan jauh,” sebutnya.

Kepala Desa Sikka, Ignasius Mikhael Riwu, menyebutkan, dusun Wukur merupakan wilayah desa Sikka di ujung timur. Ada 42 rumah dengan 53 Kepala Keluarga (KK) mendiami wilayah ini.

“Ada dua kampung di Wukur, satu di dekat pantai sementara satunya di gunung yang hanya ada enam rumah,” kata Ignasius.

Dahulu, kata Ignasius, akses jalan ke dusun ini sangat sulit. Saat kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMDD) 2006, akses jalan pun dibuka. Jalan tidak bisa dilebarkan karena operator alat berat tidak berani bekerja.

Lihat juga...