Serapan Gabah Petani di Jateng Masih Rendah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sementara, Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun Jateng, Tri Sulistiyono, saat dihubungi secara terpisah, memaparkan gabah hasil panen awal tahun ini, banyak yang mengandung kadar air di bawah standar, sehingga saat dibeli Bulog harganya di bawah HPP.
“Ini memang menjadi salah satu kendala yang dihadapi petani, karena saat panen raya masih dalam kondisi musim penghujan, sehingga kandungan airnya masih tinggi,” terangnya.
Di lain sisi, saat ini, produktivitas pertanian di Jateng mencapai 5,6 ton per hektar gabah kering giling (GKG). Dengan target produksi pada 2021 ini mencapai 10,177 juta ton GKG atau setara 5,822 juta ton beras.
Target tersebut meningkat dibanding 2020 lalu, yang mencapai 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras, dari 1.666.931 hektar areal persawahan dan tadah hujan di seluruh Jateng.
“Untuk dapat mencapai target tersebut, salah satunya kita dorong agar petani menggunakan padi varietas unggul, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi per hektar. Dari 5,6 ton per hektar, bisa 7-8 ton. Selain itu juga dibantu dengan penyuluhan PPL, hingga penggunaan teknologi pertanian. Termasuk alat pertanian modern,” pungkasnya.