PTM di Bekasi Telah Dimulai, Dinilai Terburu-buru

Editor: Makmun Hidayat

BEKASI – Pengamat pendidikan dari Komnas Pendidikan Andreas Tambah, menilai langkah Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, memberi izin pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang dimulai sejak Senin (22/3) terlalu gegabah dan buru-buru.

Pasalnya, vaksinasi di wilayah setempat masih terlaksanakan belum mencapai 50 persen dari target vaksinasi. Begitupun untuk guru baru sebagian dari total jumlah guru di wilayah Kota Patriot yang mendapatkan vaksinasi.

“Jangan gegabah mengizinkan PTM, apalagi Kota Bekasi, kondisinya tidak berbeda dengan wilayah DKI Jakarta, sebagai wilayah urban yang begitu padat penduduknya,”ujar Andreas kepada Cendana News, Kamis (25/3/2021).

Seharusnya selesaikan dulu program vaksinasi hingga 50 persen bagi warga biasa meliputi wali murid atau peserta didik, bukan para pejabat, guru dan pelayan lainnya. Sehingga keamanan lebih terjamin.

Menurutnya seharusnya Wali Kota Bekasi, lebih bijak dalam mengizinkan PTM di wilayahnya. Tidak dengan alasan efektivitas, atau alasannya lainya. Karena sekolah hanya akan jadi pelemparan masalah akibat ketidak mampuan orang tua mendidik di rumah.

“Sekolah jangan jadi pelemparan masalah, dari pada di rumah lebih baik sekolah. Maka pemerintah jangan melihat alasan itu, yang terpenting apakah alasan itu punya dasar yang kuat sehingga tidak membahayakan peserta didik,”paparnya.

Dia menilai tetap dilaksanakan PTM di Kota Bekasi, meski diketahui Covid-19 masih terjadi di wilayah Kota Bekasi, karena tidak ada desakan dari masyarakat.

Kemudian sekolah membuat suatu isian melalui edaran yang diisi oleh orang tua jika anaknya diperbolehkan mengikuti PTM dengan beberapa ketentuan.

Lihat juga...