Pakar: Teknologi Reproduksi Bisa Hasilkan Kelahiran Kembar pada Kerbau

MALANG, JAWA TIMUR — Pakar peternakan Universitas Brawijaya Malang Prof. Dr Nurul Isnaini mengemukakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan populasi dan produktivitas kerbau, salah satunya dengan strategi teknologi reproduksi yang bisa menghasilkan kelahiran kembar.

Menurut Prof Nurul di Malang, Jumat, kelahiran kembar ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan populasi kerbau di Tanah Air.

“Selain strategi teknologi reproduksi, penggunaan induk unggul diharapkan juga dapat meningkatkan produktivitas ternak kerbau,” katanya.

Pada kondisi normal, katanya, kerbau hanya bisa menghasilkan satu ekor anak pada setiap periode kebuntingan. Kelahiran kembar memungkinkan untuk terjadi secara alami, namun dengan frekuensi yang sangat rendah (hanya 0,14 persen).

Ia menerangkan strategi kelahiran kembar pada kerbau dapat dilakukan dengan tiga metode. Pertama dengan tahapan, antara lain induksi superovulasi dan inseminasi buatan (IS-IB).

Metode kedua dengan tahapan induksi superovulasi, inseminasi buatan, dan transfer embrio (IS-IB-TE) dan metode ketiga dengan tahapan maturasi oosit in vitro, fertilisasi in vitro, dan transfer embrio (MOIV-FIV-TE).

Namun, kata Ketua Lab Reproduksi dan Pemuliaan Ternak di Fakultas Peternakan UB itu, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan pada penerapan strategi ini, yaitu tingginya risiko distokia, bobot lahir dan pertambahan bobot badan anak yang rendah, serta terjadinya sindrom freemartin pada anak betina.

Menurut dia, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko tersebut, di antaranya adalah menempatkan kerbau pada kandang isolasi dengan pengawasan rutin pada saat menjelang beranak, memberikan pakan dengan densitas nutrien tinggi selama bunting dan laktasi, serta menggunakan spermatozoa hasil sexing untuk inseminasi buatan atau fertilisasi in vitro.

Lihat juga...