Limbah Pertanian dan Gulma Picu Sedimentasi Sungai di Lamsel

Editor: Makmun Hidayat

Saluran air dari kanal sebut Sukamto berasal dari sungai Way Sekampung dan Way Pisang. Keberadaan klep atau pengatur air kerap tidak efektif saat musim penghujan. Saat fase air pasang laut bersamaan dengan penghujan dan banjir berimbas aliran sungai tidak mengalir ke laut. Fenomena air laut naik ke muara sungai mendorong air ke permukiman warga jadi banjir tahunan.

“Warga Kuala Sekampung, Umbul Besar, Kuala Jaya, Pusingan, Bunut Utara kerap alami banjir rob dan banjir sungai Way Sekampung, terangnya.

Selain fase air laut pasang, sampah dari limbah pertanian dan gulma ikut mendukung peningkatan luapan sungai. Sedimentasi pada badan sungai yang telah dibersihkan oleh instansi terkait kembali meningkat. Penumpukan selama berbulan bulan ditambah suburnya gulma ikut meningkatkan sedimentasi. Saat penghujan debit air meningkat dari sejumlah sungai mengakibatkan luapan banjir.

Gotong royong swadaya dengan alat sederhana kerap dilakukan warga. Sebagian warga berprofesi sebagai petani sebut Sukamto tidak pernah membuang sampah ke sungai. Jenis sampah dipastikan berasal dari bagian hulu yang terhenti pada pintu air bendungan. Sampah batang bambu jadi pemicu tersumbatnya air meski kerap dibersihkan kembali bertambah saat hujan.

 

Hasran Hadi, sekretaris Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lamsel menyebut persoalan lingkungan bisa berasal dari sampah. Kesadaran masyarakat menjaga sungai sebutnya perlu ditingkatkan. Sebab volume sampah di sungai Way Pisang, Way Sekampung secara langsung berdampak bagi warga. Masyarakat yang tinggal di bagian hilir mendapat kiriman sampah berbagai jenis.

“Sumbatan berbagai sampah kerap tidak langsung terbawa ke laut tapi berhenti di pintu air dan bendungan,” cetusnya.

Lihat juga...