Kecelakaan Fatal tak Halangi Atlet BMX Ini Terus Berkarier
Editor: Koko Triarko
Sepulang dari Banyuwangi, Vaza langsung minta latihan lagi karena dia tidak mau kalah, tapi Victor tidak menuruti keinginan anaknya tersebut.
Hari berikutnya, Vaza dengan berlinang air mata kembali meminta agar diizinkan untuk berlatih, dan Victor mau tidak mau akhirnya menuruti keinginan Vaza.
“Dari situ saya melihat, ternyata kemauan dan adrenalin Vaza makin dahsyat dari sebelum kejadian itu. Akhirnya, saya dan istri tidak menutup mata dan kita dorong terus Vaza agar bisa lebih berprestasi,” ucapnya.
Terbukti, hingga saat ini berbagai prestasi berhasil ia raih di beberapa ajang perlombaan, mulai level nasional hingga internasional. Di antaranya juara 1 di ajang piala KONI Kabupaten Blitar, juara 1 Badas BMX Night race, juara 2 Kejurprov ISSI Jawa Timur, juara 2 di ajang Banyuwangi BMX Internasional 2018 dan 2019 yang diikuti oleh 19 negara.
“Ke depan, Vaza kita arahkan agar bisa masuk Puslacab Kabupaten Malang. Di Kabupaten Malang saat ini Vaza merupakan rider BMX perempuan satu-satunya di usia 9-10 tahun. Semoga ke depan di Kabupaten Malang ada fasilitas tempat latihan untuk olahraga sepeda, khususnya BMX,” harapnya.
Sementara itu, Vaza mengaku rutin melakukan latihan satu minggu tiga kali, dan hampir setiap hari latihan jika menjelang perlombaan.
“Selain latihan rutin bersama pelatih di velodrome, saya juga biasanya latihan sendiri di rumah seperti push up, seat up dan sepedaan,” akunya.
Menurutnya, meskipun sempat mengalami kecelakaan pada saat lomba, Vaza mengaku sama sekali tidak merasakan trauma, karena ia yakin Allah selalu melindunginya.
“Tidak trauma dan tidak takut ikut lomba lagi, karena Allah selalu melindungi,” pungkasnya.