‘Kampung Buku’ Ajarkan Anak Cinta Membaca
Redakur: Satmoko Budi Santoso
“Tujuan bikin taman bacaan ini untuk mendekatkan akses buku kepada masyarakat, terutama anak-anak agar dapat membaca buku-buku bagus dengan mudah,” ujar Edy.
Dengan semangat mengedukasi anak-anak gemar membaca, Edy membangun sebuah taman baca berukuran 4 meter x 3 meter berbahan bambu.
Bangunan taman bacaan yang menyerupai gubug itu dibangun di tanah keluarganya, berlokasi di pinggir kali dengan suasana rindang pohon dan rerumputan hijau.
Buku koleksi Edy ditata rapi di taman bacaan ini. Anak-anak dan masyarakat sekitarnya antusias untuk membaca ragam buku di taman itu.
“Saya buat taman bacaan ini Januari 2010, bangunan kecil dan berbahan bambu. Alhamdulillah seiring waktu bangunannya sudah permanen, dan tingkat dua. Anak-anak jadi lebih nyaman,” imbuhnya.
Menurutnya, taman bacaan ini sarana untuk membantu masyarakat yang ingin membaca buku, karena kesusahan akses kalau misalnya harus ke perpustakaan DKI Jakarta atau perpustakaan nasional.
“Ya mendekatkan akses baca dan agar buku-buku yang ada di sini bisa dikonsumsi banyak orang,” tandasya.
Awalnya, kata Edy, buku-buku ini hanya koleksi pribadi. Namun seriring perjalanan waktu, teman dan berbagai kalangan, perusahaan dan penerbit menyumbang buku
Kini, koleksinya mencapai 4 ribu buku. Kebanyakan novel, komik, cerita rakyat, cerita bergambar, ilmu pengetahuan, masakan khas nusantara, dan lainnya.
“Lebih banyak buku anak-anak sekitar 70 persen, karena awalnya taman ini kan untuk anak-anak. Tapi tidak menutup kemungkinan buku-buku ini juga bisa di baca orang tua yang setiap hari ngantar anaknya ke sini,” ujar pria kelahiran Taksimalaya, Jawa Barat 43 tahun, ini.