‘Grafting Cengkeh’, Perbanyakan Bibit Secara Vegetatif Hasilnya Memuaskan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Ukuran tanaman cengkeh silaut, sikotok kerap lebih rendah dengan hasil buah minim. Namun jenis zanzibar dikenal berbuah lebat meski jenis batang tinggi.

Perpaduan sistem grafting pada bibit akan menghasilkan tanaman pendek, berbuah lebat. Ia memiliki kebun khusus penyedia batang atas atau entres dari cengkeh yang berbuah lebat. Pilihan jenis pohon bebas penyakit juga menjadi kunci penyediaan bibit dengan sistem grafting.

“Batang bawah akan dipotong lalu disisipkan dengan entres batang atas, diikat lalu ditutup memakai plastik,” terangnya.

Setelah selama sepekan, proses penyatuan dua batang akan berlangsung. Normalnya dalam waktu tiga pekan pertumbuhan akan terlihat.

Penyatuan dua batang tersebut akan menghasilkan bibit yang sifatnya akan dominan bagian atas. Jenis zanzibar memiliki hasil lebih dari 20 kilogram sehingga cocok untuk batang atas. Batang yang telah di-grafting akan diletakkan dalam naungan agar pertumbuhan sempurna.

Meski proses rumit, hasil grafting bibit cengkeh terbukti efektif. Ia bisa menjual sebanyak puluhan ribu batang cengkeh sistem grafting.

Ia menjual bibit ukuran mulai 25 cm hingga 100 cm dengan harga mulai Rp50.000 hingga Rp100.000. Meski harga lebih tinggi ia menjamin hasil produksi tanaman akan meningkat pada bagian buah.

Sahbana, petani di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni menyebut grafting diterapkan untuk perbanyakan bibit vegetatif.

Selain pada tanaman cengkeh ia menerapkan pada tanaman alpukat, durian, jengkol. Hasil produksi bagi petani sebutnya lebih cepat diperoleh saat bibit  dengan sistem grafting. Ia juga menerapkan sistem grafting susuan pada tanaman yang telah dewasa.

Lihat juga...