‘Grafting Cengkeh’, Perbanyakan Bibit Secara Vegetatif Hasilnya Memuaskan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Teknik budi daya komoditas pertanian terus mengalami kemajuan. Petani yang sebelumnya hanya mengandalkan perbanyakan bibit dengan biji mulai memakai teknik sambung pucuk.

Komarudin, pemilik pembibitan tanaman di Desa Rawi, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan memilih teknik sambung pucuk atau grafting.

Komarudin menyebut bibit cengkeh disediakan dengan biji. Ia memilih melakukan sistem sortir pohon indukan bermutu.

Sertifikasi mutu benih diperoleh melalui pengujian laboratorium Dinas Pertanian dan Perkebunan. Pada tahap awal perbanyakan cengkeh secara generatif memakai varietas silaut, sikotok. Setelah usia bibit mencapai 3 bulan batang bawah disambung dengan varietas zanzibar.

Manfaat perbanyakan bibit vegetatif cengkeh sebut Komarudin untuk mendapat bibit seragam. Pemilik CV Kanza Indah Lestari itu memilih benih biji dari satu indukan berkualitas.

Penyemaian dilakukan memakai polybag dengan jumlah 1000 hingga 5000 batang. Proses sambung pucuk atau grafting dilakukan secara bertahap hingga batang siap jual usia 6 bulan.

“Permintaan yang tinggi pada bibit tanaman cengkeh berasal dari petani di kaki Gunung Tanggamus, Rajabasa untuk peremajaan menuntut bibit tanaman cengkeh dengan tajuk rendah, cepat berbuah dan produksi buah melimpah,” terang Komarudin saat ditemui Cendana News, Senin (1/3/2021).

Proses grafting sebut Komarudin cukup sederhana memakai alat pemotong, zat perangsang tumbuh, tali. Pada proses awal batang bawah atau epicotyl grafting dipilih bibit yang sehat.

Bagian sambungan pucuk atau approach grafting dipilih jenis cengkeh yang kerap berbuah. Pilihan jenis silaut, sikotok dilakukan karena mudah tumbuh sementara zanzibar dikenal memiliki buah lebat, ukuran besar.

Lihat juga...