Sektor Pertanian Penyelamat Ekonomi di Setiap Krisis

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Sepanjang 2020 sektor pertanian tumbuh positif di angka 1,75 persen. Namun berbagai tantangan juga masih menjadi kendala utama beban tenaga kerja pertanian yang menonjak 29,76 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan, di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19, sektor pertanian sepanjang 2020 masih mencatatkan pertumbuhan positif hingga 1,75 persen.

“Ekonomi kita terkontraksi hingga 2,07 persen. Tapi sektor pertanian tumbuh positif di angka 1,75 persen, dan kinerja ekspor produk pertanian juga tetap meningkat sebesar 14,03 persen. Ini membuktikan sektor pertanian penyelamat ekonomi di setiap krisis,” ujar Suhariyanto, pada webinar INDEF bertajuk Daya Tahan Sektor Pertanian di Jakarta yang diikuti Cendana News, Rabu (17/2/2021).

Namun menurutnya, meskipun sektor pertanian kerap menjadi penyelamat ekonomi pada krisis moneter, dan juga saat Covid-19, tapi sektor ini masih menghadapi sejumlah tantangan.

Salah satunya adalah beban tenaga kerja sektor pertanian yang meningkat akibat terjadi lonjakan pengangguran selama pandemi Covid-19.

Dikarenakan banyak karyawan di kota terkena PHK, mereka balik ke desa sehingga tenaga sektor pertanian meningkat dari 27,53 persen di 2019 menjadi 29,76 persen di 2020.

“Ini menjadikan kontribusi pertanian ke Produk Domestik Bruto (PDB) hanya 13 persen. Sementara pertanian harus menanggung 29,76 persen tenaga kerja. Akibatnya, beban sektor pertanian menjadi berat. Produktivitas pertanian juga akan semakin menurun,” ungkapnya.

Dia mengatakan, sumber daya manusia (SDM) di pertanian kurang menguntungkan, di mana 65,23 persen berpendidikan SD ke bawah. Dari sisi usia, 32,39 persen berusia antara 45-59 tahun, dan 21,7 persen berusia di atas 60 tahun.

Lihat juga...