Produksi Ikan Teri Kering di Lamsel Kembali Terhambat Hujan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Permintaan hasil olahan laut jenis teri kering dari usaha kecil di Lampung Selatan, meningkat. Kebutuhan teri banyak dipergunakan untuk variasi olahan produk kuliner.

Firman, salah satu produsen teri di Bakauheni, menyebut permintaan berasal dari usaha kecil pembuatan kue kering. Teri juga dipasok ke sejumlah warung makan, restoran, dengan menu sambal teri kering.

Permintaan teri kering jenis jengki, katak, nasi dan teri nasi, cukup tinggi. Namun kendala kondisi cuaca perairan berimbas hasil tangkapan nelayan minim, dan berimbas produksi teri tersendat. Faktor cuaca pada proses pengeringan teri, menurut Firman menjadi kendala produksi. Permintaan hingga lima kuintal hanya bisa dipenuhi rata-rata dua kuintal per pekan.

Pengeringan teri dan ikan asin terhambat oleh hujan diakui Firman (kiri) produsen teri di Pegantungan, Bakauheni, Lampung Selatan, Selasa (9/2/20201). -Foto: Henk Widi

Menurutnya, bahan baku teri, diperoleh dari nelayan bagan congkel, bagan apung di perairan Bakauheni. Sebelum dikeringkan, ikan teri tersebut melalui proses perebusan dengan garam. Teri yang telah direbus bisa kering sempurna dalam waktu dua hari. Namun imbas hujan, mendung proses pengeringan lebih lama hingga sepekan. Penyortiran dilakukan untuk memilah teri yang belum kering.

“Teri yang belum kering dipisahkan untuk pengeringan tahap berikutnya, sekaligus pemilahan berdasarkan jenisnya, memudahkan proses pengemasan, jika tidak disortir teri yang masih basah akan berjamur dan mengakibatkan daya simpan berkurang,” terang Firman, saat ditemui Cendana News, Selasa (9/3/2021).

Lihat juga...