Prediksi Sutami ‘Jawa Tenggelam’ Makin Nyata
Jurnalis: Koko Triarko
Dijelaskan Mukrom, disertasi itu menjadi sangat menarik karena saat itu Sutami sudah dikenal genius, sudah pernah menjabat sebagai Dirut Hutama Karya, arsitek dalam pembangunan Jembatan Semanggi di zaman Presiden Soekarno, hingga terlibat dalam pembangunan gedung Conefo pada 1965, yang di masa Orde Baru menjadi gedung DPR/MPR RI.
Sebagai insinyur yang genius, Sutami yang sejak pemerintahan Soekarno sudah menjadi tokoh kunci dari setiap proyek-proyek strategis nasional, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto juga dipercaya menjabat Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
Selama menjabat Menteri PU, Sutami banyak memimpin proyek besar seperti pembangunan waduk, saluran irigasi tersier dan pembangkit tenaga listrik.
Mukrom mengatakan, keterlibatan Sutami dalam setiap proyek pembangunan di masa Orde Baru, sebenarnya juga merupakan respons cepat dan strategis Presiden Soeharto terhadap disertasi Sutami soal prediksi Pulau Jawa.
“Bahwa setelah disertasi beliau (Sutami), Pak Harto membentuk departemen transmigrasi sebagai respons terhadap prediksi itu. Dan, dilakukanlah transmigrasi besar-besaan yang di Jawa disebut ‘bedhol desa’, ke Sumatera dan Kalimantan,” kata Mukrom.
Menurut Mukrom, program transmigrasi dilakukan besar-besaran agar kepadatan pulau Jawa bisa seimbang dengan lahan yang tersedia. Jika tidak, maka di tempat-tempat yang tidak boleh ditempati akan ditempati, dan pasti akan timbul masalah.
Misalnya, daerah aliran sungai yang bisa menyebabkan banjir, lereng-lereng bukit dengan potensi longsor, pinggiran pantai yang bisa merusak hutan bakau penahan air laut, yang kemudian bisa menyebabkan banjir rob.