Presiden Soeharto Langsung Respons Disertasi Ir Sutami dengan Bentuk Dua Departemen

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JAKARTA — Konsen dalam menjaga lingkungan hidup, sudah dilakukan di masa Presiden ke-2 RI, HM Soeharto, melalui pemerataan penduduk, dengan program transmigrasi ke beberapa wilayah, meliputi Kalimantan dan Sumatera.

Tidak berselang lama dari pembentukan Departemen Transmigrasi, lahirlah Departemen Lingkungan Hidup yang langsung menunjuk Prof Emil Salim selaku menteri sebagai koordinator teknis di masa itu.

Menurut Moh Mukrom As’ad, mantan anggota DPR, anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan BPK RI era orde baru, pembentukan Departemen Lingkungan Hidup cikal bakal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sekarang, adalah rentetan dari pemikiran Ir Sutami yang memprediksi Pulau Jawa tenggelam 50 tahun kedepan, dari penulisan desertasinya 40 tahun silam.

Keseriusan Presiden ke-2 RI HM Soeharto dalam merespons pemikiran Ir. Sutami dalam prediksinya yang ditulis melalui desertasi Doktornya itu tidak hanya membentuk Departemen Transmigrasi, tapi dibarengi dengan terbentuknya departemen Lingkungan Hidup agar berdampingan.

“Tak tanggung-tanggung, Bapak Soeharto langsung memilih Prof Emil Salim, sebagai salah satu manusia terbaik masa orde baru, untuk menangani persoalan lingkungan hidup,” kisah Mukrom kepada Cendana News, Kamis (25/2/2021).

H.M Soeharto menaruh harapan besar untuk pemerataan penduduk dalam melaksanakan pemerataan pembangunan berbasis ketahanan lingkungan hidup di Indonesia. Karena ketika itu penduduk di Pulau Jawa sudah terjadi kepadatan yang luar biasa dibanding wilayah lain di Indonesia.

Andai kata program transmigrasi tidak dilaksanakan betapa padatnya Pulau Jawa saat ini. Tapi sayang, semua program transmigrasi tersebut setelah reformasi tidak dilanjutkan. Tidak ada lagi program transmigrasi yang dilaksanakan pemerintah.

Lihat juga...