Permintaan Rebung di Kota Semarang Melonjak Tajam
Editor: Koko Triarko
SEMARANG – Menjelang Imlek tahun ini, permintaan rebung sebagai bahan baku lumpia di Kota Semarang, melonjak tajam. Hal ini tidak lepas dari kebutuhan tunas bambu muda tersebut untuk keperluan sesaji dalam persiapan acara untuk sembahyang saat perayaan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa tersebut.
“Permintaan rebung mulai melonjak sejak seminggu terakhir. Jika hari-hari biasa saya menjual antara 40-50 kilogram per hari, kini antara rata 60-100 kilogram per hari. Permintaan tinggi karena jelang Imlek, biasanya rebung ini dibuat lumpia untuk sesaji sembahyangan,” terang Siti Amanah, pedagang rebung di Pasar Gang Baru, Kawasan Pecinan, Semarang, saat ditemui di sela berjualan, Selasa (9/2/2021).
Meski permintaan melonjak, namun harga jual rebung tidak ikut naik, masih di angka Rp 17 ribu per kilogram. “Harga tidak ikut naik, meski permintaan banyak. Untuk pasokan bambu muda atau rebung juga lancar, apalagi sekarang ini musim hujan, tunas bambu banyak bermunculan,” terangnya.

Wanita yang sudah enam tahun berjualan rebung di Pasar Gang Baru tersebut, mengaku mendapatkan stok rebung dari sejumlah pengepul dari luar Semarang, seperti Boja, Kabupaten Kendal, Mranggen, Demak, hingga Boyolali.
“Untuk jenis rebung yang dipakai dari bambu ampel dan petung. Harga jualnya sama, namun dari bentuk berbeda. Kalau rebung ampel, warnanya kemerahan dengan ukuran lebih kecil, sementara kalau rebung petung warna putih dengan ukuran besar,” lanjutnya.