Peran Orang Tua Pantau Kondisi Kejang Anak

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Biasanya pada tipe kejang ini, demam akan terjadi dalam durasi 1-2 menit dalam satu periode kejadian kejang.

“Kejang yang terjadi, umumnya kejang seluruh tubuh atau kalau kata masyarakat umum kelojotan kejangnya. Tapi, sebenarnya ada jenis kejang lainnya. Yaitu kejang sebagian tubuh dan kejang pada satu organ tubuh, seperti pada serangan stroke,” tuturnya.

Jika yang terjadi adalah kejang sebagian tubuh, berlangsung lebih dari 15 menit, berulang dalam periode 24 jam dan ada gejala sisa atau penurunan kesadaran, maka ini dibutuhkan diagnosa lanjutan.

“Di sini peran orang tua penting, untuk memantau kejang pada anak. Jangan panik. Karena kalau orang tua panik, maka tidak bisa dengan baik menjelaskan pada dokter,” ucapnya.

Saat anak mengalami kejang, ia menyebutkan ada beberapa langkah yang harus dijalankan oleh orang tua atau pengasuh atau keluarga dekatnya.

“Usahakan tetap tenang, walaupun memang menakutkan melihat anak kejang. Tapi jika kita tidak tenang, akan sulit untuk memantau kondisi anak,” ujar dr. Pandu.

Pastikan anak dalam kondisi aman dengan menjauhkan semua barang yang berpotensi menimbulkan cedera pada anak.

“Apakah itu kabel listrik atau benda tajam atau air panas. Pokoknya pindahkan barangnya. Jangan anaknya,” ujarnya lebih lanjut.

Miringkan tubuh anak untuk menghindari tersedak dan membuka jalan napas, lalu letakkan benda empuk di bawah kepala anak untuk menghindari benturan keras yang mungkin terjadi saat kejang berlangsung.

“Jangan masukkan apa pun ke mulut anak. Karena bisa melukai mukosa, menimbulkan potensi tersedak atau bisa juga mematahkan gigi anak,” kata dr. Pandu tegas.

Lihat juga...