Pembelajaran Tatap Muka Butuh Kesiapan dan Kolaborasi Semua Pihak
Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JAKARTA — Rencana pemerintah untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang, ditanggapi beragam oleh pengamat pendidikan. Satu yang menjadi perhatian utama, adalah kesehatan dan potensi titik penyebaran baru.
Guru Besar Universitas Nasional Jakarta (UNJ) Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd menyatakan, untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka di masa New Normal, setiap sekolah harus benar-benar mempersiapkan sarana dan prasarananya. Karena, kesehatan tetaplah hal yang utama.
“Semua ruangan sudah harus disemprot dengan desinfektan dan harus ada tempat untuk mencuci tangan di setiap ruangan, di samping secara ketat melakukan pembatasan. Untuk mencapai ini, penting sekali kolaborasi antara pihak sekolah, komite, orang tua hingga dinas kesehatan untuk secara konsisten melaksanakan protokol kesehatan dan memantau pelaksanaannya,” kata Arief dalam talkshow online Pendidikan Kita, yang diikuti Cendana News, Kamis (25/2/2021).
Ia menyatakan semua tindakan itu penting untuk memastikan setiap anak didik bisa mendapatkan keamanan dalam mengembangkan potensi dirinya secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang menjadikan diri anak didik kompeten di bidangnya.
“Sehingga apa yang ingin dicapai oleh pendidikan, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dapat tercapai. Karena memiliki generasi yang memiliki keimanan, kreatif, cerdas dan mandiri serta tentu saja sehat,” ujarnya.
Bukan hanya sekolah, lanjutnya, yang harus menjadi bagian dari sistem pendidikan Indonesia, tapi juga orang tua.