Pandemi Berdampak Turunnya Minat Baca Buku

Editor: Koko Triarko

Penerima fasilitas kendaraan motor perpustakaan keliling dari Perpustakaan Nasional itu, menyebut buku dibawa memakai rombong. Rombong atau wadah berbentuk tas, memungkinkannya membawa buku dalam jumlah banyak. Sebagian anak usia sekolah di kawasan pesisir pantai kerap ikut orang tua memancing, menangkap ikan. Ia memilih membawa buku ke pantai bagi anak-anak.

Lokasi bukit Pematang Sunrise yang kerap didatangi oleh Ardi Yanto menjadi lokasi anak berkumpul. Sebagian anak yang ikut orang tua untuk menggarap kebun, berjualan di objek wisata alam, menjadi kesempatan untuk membawa buku. Sejumlah tempat duduk untuk kegiatan membaca buku, tepat di bawah pohon, menjadi cara meningkatkan minat baca.

“Alternatif mengajak anak mencintai buku dengan membawa buku bacaan ringan,anak-anak akan lebih mudah memahami isi buku tersebut,” terang Ardi Yanto.

Sejumlah buku yang dibawa, menurut Ardi Yanto berisi edukasi tentang protokol kesehatan saat pandemi Covid-19. Sebelum membaca buku, anak-anak wajib mendapat semprotan penyanitasi tangan (hand sanitizer) dan memakai masker. Ia juga mengedukasi anak-anak untuk menerapkan pola kebiasaan baru dengan menghindari kontak fisik dengan orang lain.

Alternatif membaca buku di luar ruangan yang terbuka juga dilakukan oleh Nia Helwiyanti. Gadis usia 22 tahun yang memiliki kepedulian pada anak-anak, itu membuat taman baca Dandelion. Berbekal ratusan buku, ia memberi kesempatan bagi anak-anak di Dusun Kelawi Dalam, Desa Kelawi, tempatnya tinggal untuk mencintai buku. Berbagai jenis buku bacaan bisa dibaca oleh anak-anak.

“Saya sediakan kursi yang nyaman di bawah pohon cery, agar anak-anak lebih nyaman dan masih bisa terpantau orang tua,” bebernya.

Lihat juga...