MUI: Krisis Lingkungan Hidup Berdimensi pada Moral

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Kondisi ini menurutnya, berimplikasi pada peningkatan suhu bumi dan mengubah iklim bumi.

“Jika ini terus berlanjut tanpa ada terobosan dalam memanfaatkan energi terbarukan, maka ancaman terhadap krisis air dan energi akan semakin nyata,” tukasnya.

Bahkan tambah dia, survai international menyimpulkan bahwa ekstrimisme dan perubahan iklim merupakan dua ancaman terbesar terhadap keamanan global.

Perubahan iklim juga telah memicu peningkatan kerusuhan sosial. Karena kerentanan pangan pada sekelompok masyarakat yang berkurangnya kesediaan air dan lahan subur untuk pertanian.

“Kelangkaan sumberdaya air dan energi merupakan ancaman eksistensi kehidupan masa depan manusia,” tegasnya.

Maka itu menurutnya, konservasi dan pelestarian sumber daya alam sebagai penunjang hidup harus menjadi prioritas dengan merubah perilaku ramah lingkungan yang direalisasikan dalam tindakan nyata.

Penanganan terhadap masalah krisis lingkungan yang bermuara pada krisis moral tersebut, perlu ditangani pendekatan moral.

“Pada titik inilah agama harus tampil berperan melalui bentuk tuntunan spiritual yang direalisasikan dalam bentuk nyata di kehidupan umat manusia,” imbuhnya.

Program nasional eco masjid yang digalakkan menurutnya, mengajak semua umat manusia untuk menyadari ancaman perubahan iklim yang dampaknya semakin terasa pada kehidupan saat ini.

Dengan populasi muslim terbesar di dunia dan potensi 800 ribu masjid di Indonesia, serta hutan tropis yang luas.

Maka kata dia tentunya diharapkan umat muslim dapat memberikan konstribusi yang signifikan untuk aksi nyata pelestarian lingkungan. Seperti penggunaan listrik tenaga surya, hemat air wudu, gunakan sumur resapan air dan lainnya.

Lihat juga...