Kue Tutun Goreng, Sajian Lezat Khas Imlek

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kue tutun merupakan salah satu kue tradisional yang berbahan ketan. Dibuat jelang Imlek atau tahun baru etnis Tionghoa, kue tersebut jadi sajian untuk merayakan tahun baru.

Ahong, salah satu pedagang kue tutun di pasar Tugu, Tanjung Karang, Bandar Lampung menyebut, kue tutun juga disebut kue keranjang dan dodol Cina.

Kue berbahan utama ketan, garam, gula dan vanili tersebut dibuat melalui proses panjang. Kue tersebut lezat disantap dalam kondisi berbentuk dodol dan digoreng.

Pembuatan kue tutun dengan kesabaran, kebersihan yang terjaga, menghasilkan kue yang mampu bertahan lama. Pengemasan kue memakai plastik membuat kue tutun bisa tahan lama hingga enam bulan.

Kue tutun yang disediakan menurut Ahong kerap jadi kue hantaran bagi tetangga. Memiliki ciri lengket saat disantap kue dari ketan tersebut memiliki makna eratnya persaudaraan.

Bentuk bulat dan rasa manis juga menyimbolkan makna persaudaraan dan kekerabatan dalam suka-cita. Bagi pecinta kue tutun, penyajian kerap dilakukan dengan proses penggorengan.

“Kue tutun yang saya jual dalam kemasan plastik memiliki ukuran setengah kilogram, sepekan sebelum Imlek kue tutun sudah mulai dijual karena akan digunakan untuk hadiah bagi kerabat, dan juga menyediakan kue bagi tetangga yang akan berkunjung,” terang Ahong saat ditemui Cendana News, Sabtu (6/2/2021).

Kue tutun berbentuk bulat seperti keranjang menurut Ahong, membuat kue tersebut juga disebut kue keranjang. Ukuran satu kilogram kue keranjang sebutnya dijual seharga Rp30.000 atau seharga Rp15.000 untuk ukuran setengah kilogram.

Permintaan kue keranjang sebutnya meningkat untuk dijadikan oleh-oleh. Bagi warga asal Bangka yang sebagian keturunan Tionghoa kerap membeli kue tutun dalam jumlah banyak.

Lihat juga...