Konsumsi Beras Fortivit, Upaya Tekan ‘Stunting’
JAYAPURA – Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat memperkenalkan produk terbarunya yakni beras Fortivit sebagai upaya guna menekan angka stunting (kekurangan gizi) sesuai dengan program Presiden Joko Widodo khususnya di masa pandemi ini.
Kepala Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat, Mohamad Alexander, di Jayapura, Jumat, mengatakan beras dengan banyak kandungan vitamin ini juga diproduksi di Bumi Cenderawasih.
“Kami berterima kasih karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua telah memberikan dukungan agar beras ini dapat diproduksi di Bumi Cenderawasih,” katanya.
Menurut Mohamad, pihaknya akan berkoordinasi dan bersinergi dengan instansi terkait agar produksi beras ini dapat dimulai secepatnya di Papua.
“Untuk sementara ini, kami sudah memiliki pabrik di wilayah kerja kami yakni Sorong dan alatnya juga telah tersedia tinggal dilengkapi,” ujarnya.
Dia menjelaskan ke depan, pihaknya akan terus mengevaluasi pengerjaannya sehingga dengan keberadaan Kabupaten Merauke sebagai lumbung pangan yang produktif di Papua maka dibangun pula pabrik pada wilayah tersebut.
“Kini kami berada pada tahap promosi, di awal tahun ini mudah-mudahan setelah promosi, dapat diproduksi secara masif dan masuk di semua toko swalayan Papua,” katanya.
Dia menambahkan, beras Fortivit ini dijual dengan harga Rp15 ribu per kilo dan sudah mengalami penurunan harga dari pusat, selain itu fortifikasi terhadap beras tersebut dilakukan dengan menambah vitamin dan mineral yang terdiri atas vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9 (Asam Folat), vitamin B12, Zat Besi (Iron) serta Zink. (Ant)