Karena Pandemi, Pedagang Kuliner di Bandar Lampung Kurangi Stok

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Pedagang kuliner di Bandar Lampung, melakukan penghematan untuk menghindari kerugian. Strategi itu seperti yang dilakukan Napsiah, seorang pedagang mi rebus dan kuliner berbahan mi di Jalan Urip Sumoharjo, Tanjung Karang, Bandar Lampung.

Penghematan dilakukan, dengan mengurangi stok bahan baku. Sebab sejak pandemi COVID-19 berlangsung, jumlah pelanggan semakin berkurang. Hal itu dikarenakan, semakin sedikit masyarakat yang melakukan aktiviyas makan di luar rumah.

Pembatasan jam operasional, bagi pemilik usaha di Bandar Lampung, juga menjadi penyebab penjualan berkurang. Pengusaha kuliner mengikuti Surat Edaran Walikota Bandar Lampung, Nomor 440/133/IV.06/2021 Tentang Pembatasan Jam Operasional Kegiatan Usaha.

Pengurangan stok, menjadi salah satu solusi agar usaha kuliner bertahan. Normalnya, Napsiah menyediakan 15 kilogram mi basah bersama sejumlah bumbu pelengkap. Kemudian juga ada 10 kilogram nasi untuk bahan baku nasi goreng.

Namun, selama pandemi COVID-19 dan pemberlakuan pembatasan jam operasional, ia hanya menyiapkan stok lima kilogram mi dan nasi. “Lokasi berjualan dekat dengan salah satu rumah sakit kerap jadi rujukan, namun semenjak pandemi COVID-19 usaha kuliner tidak boleh berkerumun, dibatasi sehingga pengunjung berkurang imbasnya omzet menurun, agar tetap eksis warung tetap buka namun mengurangi stok bahan baku yang akan dijual,” terang Napsiah saat ditemui Cendana News, Sabtu (27/2/2021) malam.

Pedagang mi rebus, Napsiah, di Jalan Urip Sumoharjo, Tanjung Karang, Bandar Lampung tetap buka melayani pelanggan hingga waktu pukul 22.00 WIB patuhi aturan pemerintah kota Bandar Lampung, Sabtu (27/2/2021) – Foto Henk Widi
Lihat juga...