Jejak Terakhir Benda Arkeologi di Babelan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BEKASI – Siang itu cukup cerah di bilangan Desa Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Anak kecil terlihat berada di Masjid Jami Nurul Yakin yang berdiri megah di jalan sepi, dan di depannya terdapat hamparan sawah digenangi air. Di depan areal masjid ada satu rumah sederhana bertuliskan Museum Buni Pasar Emas.
Nama Museum Buni Pasar Emas, berada di rumah sederhana, sesuai dengan nama kampung yakni Kampung Buni yang menyimpan sejarah panjang peradaban masa lampau. Melalui artefak atau benda arkeologi peninggalan prasejarah yang ditemukan para arkeolog puluhan tahun silam.
Informasi sebelumnya, di area tersebut hanya dikenal sebagai tempat keramat. Karena ada satu petilasan yang dianggap warga sebagai tempat yang diistimewakan. Namun tidak ada yang istimewa dari kampung tersebut sebelum penghujung tahun 1950-an.
Perubahan nama Pasar Emas, sejak ada penemuan emas oleh warga setempat secara tidak sengaja pada tahun 1958. Sejak penemuan itu menyebar, ribuan warga dari berbagai daerah datang menggali emas di Kampung Buni. Sehingga kampung itu dinamakan Pasar Emas, karena setiap hari terjadi transaksi emas di lokasi tersebut.
Informasi tersebut menarik perhatian para arkeolog untuk melakukan penelitian hingga akhirnya nama Kampung Buni disematkan oleh para arkeolog sebagai nama situs lokasi penemuan benda prasejarah.
“Bermacam-macam temuan benda prasejarah telah ditemukan di Situs Buni hasil penelitian di wilayah Kampung Buni, Pasar Emas. Dan ini sisanya yang masih tersimpan,” tutur Atikah, saat ditemui Cendana News di Museum Buni, Pasar Emas, di Desa Muara Bakti, Babelan, Minggu (7/2/2021).