Jateng Siaga Satu Potensi Bencana Hidrometeorologi Tinggi
Editor: Mahadeva
SEMARANG – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Jateng, diperkirakan akan terjadi hingga seminggu kedepan. Potensi ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir hingga tanah longsor, masih tinggi.
Hal tersebut mendorong Jawa Tengah menetapkan siaga satu bencana. “Melihat kondisi cuaca saat ini, saya minta masyarakat untuk waspada dan berhati-hati. Saya sudah minta kepada seluruh kepala daerah, bupati walikota, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Palang Merah Indonesia (PMI), untuk siaga satu. Apalagi hari ini, bencana banjir dan tanah longsor sudah terjadi di sejumlah wilayah,” papar Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Sabtu ( 6/2/2021) petang.
Ganjar mengingatkan semua kepala daerah di wilayahnya, untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi. Menurut prakiraan BMKG, cuaca ekstrem akan terjadi sampai seminggu. “Kita harus siaga terus menerus, karena BMKG mengingatkan, setidaknya kurang lebih seminggu ini, kita harus siaga terus menerus karena cuaca ekstrem,” tandasnya.
Dicontohkannya, bencana banjir yang melanda Kota Semarang pada Sabtu (6/2/2021), yang melumpuhkan hampir seluruh sektor kegiatan masyarakat, termasuk akses jalan raya, bandara hingga stasiun kereta api. “Banjir yang terjadi hari ini, dari laporan BMKG karena kondisi curah hujan yang ekstrim. Beberapa daerah khususnya Kota semarang memang ekstrim, sehingga curah hujan tinggi sekali,” lanjutnya.
Sejauh ini, rumah pompa di wilayah Semarang sudah berjalan untuk mengurangi genangan, meski di sejumlah wilayah masih terendam. “Kalau di Mangkang Semarang, itu akibat meluapnya Sungai Beringin, sementara di wilayah pemukiman dan jalan, seperti Genuk dan Kaligawe Semarang, pompanya harus ditambah. Kalau tidak punya, bisa pinjam ke BBWS atau daerah lain,” tegasnya.