Batasan Penggunaan Gawai Cegah Anak Kecanduan Saat PJJ
Editor: Makmun Hidayat
Perubahan rutinitas anak berubah selama sistem PJJ. Anak yang diberi smartphone umumnya memilih tidur lebih larut karena asik bermain game. Tanpa harus datang ke sekolah berimbas anak malas bangun pagi karena sejumlah tugas diberikan secara online. Sebagai orangtua kebutuhan akan kuota internet berdampak pada peningkatan pengeluaran.
“Bagi orangtua yang berpengasilan terbatas pengeluaran pembelian kuota internet jadi beban,”sebutnya.
Nurkholis, guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Hidayah, Desa Padan, Kecamatan Penengahan menyebut gawai jadi sarana belajar siswa. Sadar akan potensi kecanduan pada gawai, sekolah tidak mewajibkan siswa harus melakukan PJJ dengan gawai. Solusi penjadwalan siswa datang ke sekolah mendapat tugas, mengumpulkan tugas mengurangi penggunaan gawai.
Pemahaman kepada siswa diberikan melibatkan orangtua. Sebab orangtua sebut Nurkholis memiliki peran penting dalam komitmen membantu sistem PJJ. Konsultasi orangtua dengan sekolah dilakukan untuk membatasi penggunaan gawai di rumah. Terlebih pemahaman kesehatan dengan pembatasan waktu melihat layar handphone (time screen) cukup penting.
“Guru juga mulai membatasi dengan tidak terlalu banyak memberi tugas kepada siswa secara daring,”sebutnya.
Kendala, keluhan dari siswa, orangtua selama PJJ diakui Lusia Yuli Hastiti. Guru di salah satu SMP Marga Sekampung, Lampung Timur itu menyebut sejumlah orangtua mengeluh anak kecanduan gawai. Beberapa anak yang meminta kuota internet kerap habis tidak untuk belajar melainkan untuk bermain game, media sosial. Kuota internet bahkan dipakai untuk Youtube dan Tiktok.
“Banyak orangtua mengeluh nilai pelajaran justru anjlok dan permintaan uang membeli quota internet meningkat,” cetusnya.