Relawan: Pemulangan Pengungsi Erupsi Ile Lewotolok tidak Tepat
Editor: Makmun Hidayat
LEWOLEBA – Keputusan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memulangkan para pengungsi dinilai tidak tepat karena erupsi gunung api Ile Lewotolok masih terus terjadi serta adanya longsoran dan muntahan material bebatuan.
Selain itu, kondisi rumah masyarakat di beberapa desa yang berada di kaki gunung atap sengnya berlubang akibat dampak erupsi gunung api sehingga saat terjadi hujan penghuni rumah akan basah kuyup.
“Pemerintah harus memperbaiki rumah warga terlebih dahulu baru pulangkan mereka. Selain itu pastikan kondisinya sudah benar-benar aman,” tegas Benediktus Bedil, Koordinator Posko Barakat yang menangani pengungsi mandiri di Kota Lewoleba, saat dihubungi, Rabu (6/1/2021).

Ben sapaanya mengatakan, pengakuan masyarakat yang pulang pergi ke desa mereka, getaran akibat gempa masih terjadi dan intensitasnya semakin kuat.
Dia mengatakan, daerah Lamawolo, Waimatan, dàn Lamagute berpotensi rawan longsor sehingga harus benar-benar dipikirkan sebelum pulangkan pengungsi.
Ditegaskannya, jika terjadi letusan hebat maka warga Desa Lamatokan hingga Aulesa terperangkap dan harus dievakuasi lewat laut.
“Kami semalam barusan pulang dari Lamawolo, desa yang dari segi topografi, mengancam kenyamanan hidup masyarakatnya pasca-pengungsian erupsi Gunung Ile Lewotolok,” tuturnya.
Ben mengatakan saat berada di Desa Lamawolo bunyi letusan masih terdengar bahkan saat berada di luar rumah maka akan terkena abu akibat erupsi gunung api yang masih terjadi.