Pukis, Kue Tradisional yang Tak Lekang oleh Zaman

Editor: Makmun Hidayat

“Adonan yang dibikin selalu habis. Saya bikin dua adonan, yang warna hijau dan yang tanpa pewarna. Untuk topping, saya hanya menggunakan meses,” kata Hendra yang asli Jonggol ini.

Ia menyebutkan untuk satu bungkus pukis isi 8, ia menjual dengan harga Rp5 ribu. Dan ia mulai berjualan dari pukul 06.00 WIB hingga adonan habis, antara pukul 09.00 – 10.00 WIB.

“Karena kalau hari sekolah, anak-anak yang beli. Dan kalau hari libur seperti sekarang, yang banyak beli ibu-ibu saja. Gak perlu untung banyak, yang penting laku aja. Setiap hari pasti habis sih. Hanya saat anak-anak gak sekolah, saya hanya bikin adonan untuk 200 kue saja. 100 yang hijau, 100 yang biasa,” ucapnya.

Untuk menambahkan varian topping atau warna, Hendra menyatakan belum terpikir.

“Gimana ya. Takutnya modal nambah tapi penjualan malah berkurang. Yang ada malah rugi nanti. Model begini saja, juga sudah laku,” pungkasnya.

Lihat juga...