Produksi Buah Kakao di Lamsel Menurun Dampak Penghujan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Produksi buah kakao atau dikenal kopi cokelat di Lampung Selatan (Lamsel) alami penurunan terdampak musim penghujan. Di antaranya bunga rontok serta hama busuk buah, jamur putih, kanker buah menyerang.

Andi, petani kakao di Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni menyebutkan, peralihan musim kemarau ke penghujan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

“Tanaman kakao milik petani masih tetap berbuah meski produktivitas berkurang karena sebagian terkena penyakit jamur, kanker buah hingga busuk buah yang dampaknya buah tidak bisa dipanen dengan pengurangan produksi bisa mencapai 40 persen,” terang Andi saat ditemui Cendana News, Senin (4/1/2021)

Andi bilang kakao terkena penyakit sebagian telah disortir dan dimusnahkan dengan cara dibakar. Proses pembersihan buah pada pohon terkena cendawan, busuk buah dan digerogoti tupai menjadi cara mengurangi penularan.

Petani lain, Jupri menyebut buah kakao rentan penyakit kala penghujan. Sebagian petani memilih menggunakan insektisida, fungisida dan agen hayati meminimalisir serangan hama. Berkat tata kelola pertanian kakao yang baik ia bisa menekan kerugian. Setiap pohon normalnya bisa menghasilkan sekitar 3 hingga 4 kilogram sekali panen.

Penurunan produksi kakao saat penghujan sebutnya cukup wajar. Sebab curah hujan tinggi berimbas munculnya organisme pengganggu tanaman (OPT). Jenis hama yang menganggu tersebut akan dipengaruhi juga oleh kebersihan kebun. Sebagai cara meminimalisir  kebun dibersihkan dan diberi taburan zat kapur atau dolomit.

“Kebersihan kebun menjadi salah satu syarat mutlak untuk mendapatkan tanaman dengan produktivitas maksimal,” terang Jupri.

Lihat juga...