Pendirian RS Darurat di Kulon Progo Terkendala SDM dan Alat Medis
KULON PROGO — Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkendala sumber daya manusia kesehatan dan alat medis dalam mendirikan Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 seiring meningkatnya jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan gejala.
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami mengatakan jumlah sumber daya manusia rumah sakit dan puskemas di Kulon Progo terbatas sehingga dibutuhkan penataan yang serius.
“Saat ini, pendirian Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 sedang kami bahas karena butuh tempat, sumber daya manusia kesehatan dan alat medis ,” kata Sri Budi Utami di Kulon Progo, Sabtu (16/1/2021).
Ia mengatakan idealnya ada anggaran bisa menyediakan pengadaan tenaga kesehatan, dan pengadaan alat kesehatan sederhana. Nanti, Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 sangat tergantung pada ketersediaan anggaran dari Pemkab Kulon Progo.
Sri Budi Utami juga mengakui pasien terkonfirmasi COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri dalam beberapa waktu terakhir banyak sekali, demikian juga pasien yang harus dirawat di rumah sakit. Namun rumah sakit rujukan seperti RSUD Wates, dan RSUD Nyi Ageng Serang, serta rumah sakit swasta di Kulon Progo sudah penuh.
Saat ini, total pasien terkonfirmasi COVID-19 di Kulon Progo sebanyak 1.482 kasus dengan rincian 45 isolasi rumah sakit, 459 isolasi mandiri, 396 selesai isolasi, 520 sembuh, dan 23 meninggal dunia.
“Saat ini, kami memang melakukan pembahasan menyeluruh untuk penanganan COVID-19 baik dari sisi penganggaran, SDM tenaga kesehatan hingga alat kesehatan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengatakan Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 bisa menggunakan bekas tempat isolasi Rumah Singgah Teratai di kawasan RSUD Wates dan Rusunawa Giripeni.