Jadi Pengganti Bawang Merah, Permintaan Bawang Bombay di Semarang Naik
Editor: Mahadeva
SEMARANG – Harga bawang Bombay di Kota Semarang terpantau merangkak naik. Hal itu dipicu tingginya permintaan bawang Bombay, sebagai komoditas pengganti bawang merah. Tingginya harga bawang merah di pasar, membuat masyarakat beralih mencari alternatif pengganti.
Pelaku usaha warung makan atau restoran, memilih bawang bombay sebagai pengganti bawang merah. “Permintaan bawang bombay dalam dua minggu terakhir ini, cukup tinggi, dikarenakan harga bawang merah masih tinggi, Rp35 ribu per-kilogram, sehingga banyak pembeli yang beralih menggunakan bawang bombay sebagai pengganti,” papar pedagang sembako di Pasar Peterongan, Semarang, Kartini, Selasa (26/1/2021).
Sebagai perbandingan, saat harga bawang merah menyentuh angka Rp35 ribu per-kilogram, harga bawang bombay hanya Rp15 ribu hingga Rp 18 ribu per-kilogram. Selisih harganya mencapai lebih dari separuh. “Bawang bombay juga enak untuk dimasak, meski rasanya tidak sepedas bawang merah. Namun harganya lebih murah, sehingga banyak pembeli yang beralih. Terutama para pedagang warung makan, sebab setiap hari mereka butuh bawang merah cukup banyak, untuk bahan masakkan, namun karena mahal, jadi pindah ke bawang bombay,” jelasnya.

Namun disatu sisi, seperti bunyi hukum pasar, semakin tinggi permintaan maka harga akan semakin naik. Hal tersebut juga berlaku pada komoditas bawang bombay, yang sekarang ini mulai mengalami kenaikan harga menjadi di kisaran Rp20 ribu sampai Rp22 ribu per-kilogram. “Jadi sekarang ini, harga bawang merah sudah mulai normal kembali di kisaran Rp25 ribu per-kilogram, namun justru bawang bombay yang harganya naik, karena kemarin banyak yang mencari. Kenaikannya sekitar Rp5 ribu per kilogram. Mungkin kedepannya akan turun, karena harga bawang merah sudah normal,” tandas Kartini.