Iklim Perbesar Peluang Budidaya Rami di Indonesia
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Suhu juga harus antara 15-32° Celcius dan paparan cahaya Matahari sekitar 10,5 jam per hari. Angin juga tidak boleh lebih dari 30 km per jam, karena batangnya rentan. Kalau memang di daerah yang angin kencang, bisa ditangani dengan tanaman pemecah angin seperti pohon pisang,” urainya lebih lanjut.
Tanaman rami, lanjutnya, mulai bisa dipangkas kosmetik (red : istilah pemangkasan untuk membentuk pohon) pada umur 90 hari dan 60 hari setelahnya bisa dilakukan panen pertama.
“Dengan kondisi air dan lahan yang baik, panen bisa dilakukan setiap 60 hari sekali, hingga umur tanaman sekitar 8 tahun. Setelah itu kita harus melakukan peremajaan,” ungkap Wibowo.
Dari 1 ha bisa didapatkan 10 ton batang rami dengan rendemen 3,5 – 4 persen dan INA grass yang didapatkan sekitar 350 kg setiap kali panen.
“Jadi kalau dengan panen 3-4 per tahun, bisa didapatkan paling sedikit 1,2 ton INA grass,” ujarnya.
Wibowo menyebutkan akar rami tumbuh vertikal dengan kedalaman dapat mencapai 25 cm bahkan lebih dan akan menjadi skema perkembangbiakan.
Rimpang (rizoma) bercabang, beruas-ruas, dan berakar rambut juga, tumbuh mendatar dengan ujung mencuat ke permukaan tanah dan akan tumbuh menjadi tunas anakan baru. Diameter rizoma bisa mencapai 2 cm bahkan lebih tergantung dari umur tanaman dan umur rizoma, dengan panjang bisa mencapai 50 cm, bahkan lebih sehingga jangkauan penyebaran anakan dalam satu rumpunnya bisa lebih luas.
“Jumlah rizoma per rumpun bisa mencapai 10 buah bahkan lebih tergantung dari umur tanaman. Rizoma yang beruas-ruas memiliki banyak mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas anakan baru sebagai sistem perbanyakan tanaman,” paparnya.