Iklim Perbesar Peluang Budidaya Rami di Indonesia
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Dengan luasan wilayah dan iklim basah, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan rami, karena tanaman ini memerlukan curah hujan sepanjang tahun. Ditambah, kebijakan pemerintah untuk mengembangkan rami berbasis penelitian akan mempercepat Indonesia dalam mengembangkannya.

Praktisi Serat Alam Rami, Akhmad Wibowo, A.Md, menyatakan membudidayakan tanaman rami atau Boehmeria nivea tidak susah. Tanaman rami sangat cepat masa panennya.
“Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang berbentuk rumpun mudah tumbuh dan dikembangkan di daerah tropis, tahan terhadap penyakit dan hama, serta ramah lingkungan. Karena pengembangan rami itu zero waste,” kata Wibowo dalam acara online terkait serat alam, Senin (11/1/2021).
Rami atau haramay (Sunda) termasuk dalam stingless nettle (sejenis daun gatal) dalam keluarga Urticaceae dan ordo Urticales, yang di daerah tropika ada sekitar 40 genus dan 500 spesies.
“Rami ini bertumbuh di tanah gembur lempung berpasir yang banyak mengandung bahan organik dengan pH antara 5,4 hingga 6,4. Tidak bisa kalau tanahnya tergenang air. Bisa busuk nanti akarnya. Tapi curah hujannya harus tinggi, yang tipe iklim A dan iklim B,” urai Wibowo.
Harus ditanam pada ketinggian antara 400-1.000 mdpl. Jika ditanam di lokasi yang terlalu tinggi, maka masa panennya akan lebih lama dan tanaman menjadi tinggi. Kalau di lokasi yang lebih rendah, tanaman akan lebih rendah dengan usia tanaman yang lebih pendek.