Harga Daging Melambung Pedagang di Bekasi, Rugi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BEKASI – Aksi mogok selama tiga hari oleh pedagang daging di sejumlah pasar wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu ternyata belum memberi dampak positif bagi pelapak di pasar. Harga daging masih tinggi, belum ada perubahan apa pun.
Harga di tingkat rumah potong hewan (RPH) tetap bertahan di angka Rp97 ribu/Kg. Hal tersebut membuat pedagang merugi, karena mereka tidak bisa menjual di atas harga Rp120 ribu untuk menjaga stabilitas pembeli.
“Mogok jualan selama tiga hari kemarin, belum memberi dampak apa pun pada harga daging. Harga tetap bertahan belum ada penurunan di tingkat RPH,” ungkap Aan, pedagang daging di Pasar Jatiasih kepada Cendana News, Selasa (26/1/2021).
Dikatakan, bahwa aksi mogok yang dilakukan sejumlah pedagang di berbagai pasar Jabodetabek selama tiga hari, tidak memberi dampak apa pun terkait harga. Harga beli tetap bertahan sementara harga jual kepada masyarakat hanya Rp120 ribu/Kg.
Menurutnya, jika dijual di atas Rp120 ribu, maka pembeli akan berkurang atau tidak membeli daging sama sekali. Sementara harga di tingkat RPH masih di harga Rp97 ribu/Kg jika campur tulang.
“Harga Rp97 ribu/Kg itu sudah sama tulang. Saat dilepas dari tulang, maka harganya akan sama Rp120 ribu, jadi bisa dikatakan pedagang daging sekarang seperti hanya olahraga saja, ketimbang diam di rumah,” tukas Aan.
Atas kondisi tersebut, menurutnya, saat ini seluruh omzet pedagang daging kecil seperti dirinya pasti menurun. Ia berharap ada perhatian dari pemerintah terkait harga untuk memberikan dampak positif bagi pedagang kecil.
Hal senada juga diakui Sahadi, Ketua Kelompok RWP khusus pedagang daging di pasar Kranji. Ia mengatakan, meski sudah dibuka kembali, tapi harga tetap bertahan seperti sebelum ada aksi mogok. Hal tersebut membuat penjualan daging di pasar Kranji sepi pembeli.