Demam Babi Afrika di Sikka Makin Ganas, Kerugian Miliaran Rupiah
Editor: Koko Triarko
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh. Maria Margaretha Siko, M.Sc., menjelaskan, bahwa dari 3.470 ekor babi yang mati tersebut terdapat 3.128 ekor mati selama 2020 tersebar di 19 dari 21 kecamatan.
Metha, sapaannya, memaparkan babi yang paling banyak mati terserang virus ASF dan Hig Cholera berada di Kecamatan Magepanda sebanyak 694 ekor, Nita ada 450 serta Alok Barat dan Kewapante masing-masing 271 ekor.
“Paling sedikit yang mati terserang virus ASF dan Hog Cholera terdapat di Kecamatan Waiblama sebanyak 9 ekor, serta Talibura ada 11 ekor. Kecamatan Mapitara dan Palue tidak terdapat kasus tersebut,” ungkapnya.
Metha menambahkan, bila rata-rata harga seekor babi minimal Rp3 juta, maka total kerugian yang dialami warga atau peternak sebesar Rp9,38 miliar selama kurun 2020 saja.
Dia menambahkan, selama 2021 hingga tanggal 21 Januari, sudah terdapat 342 ekor babi yang mati dan 626 ekor tertular dan sakit serta totalnya ada1.588 ekor terkena dampak.
“Untuk 2021 ini ada 5 kecamatan yang belum ada kasus kematiannya, yaitu Kecamatan Mapitara, Bola,Paga, Tanawawo, dan Palue. Bila ditotal, jumlah kerugian yang dialami warga selama tahun 2020 hingga 21 Januari 2021 sebesar Rp10 miliar,” pungkasnya.