Belajar Daring dan Luring Asah Kebiasaan Anak Belajar Mandiri
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka belum dilakukan di sekolah, memicu anak belajar mandiri. Sejumlah anak usia sekolah selama pandemi Covid-19 tetap melakukan KBM dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring).
Rohana, salah satu orangtua yang memiliki dua anak usia sekolah menyebut belajar daring menjadi rutinitas anak saat pandemi.
Semenjak diberlakukan sistem belajar daring memakai aplikasi, Rohana bilang kesulitan dialami orangtua. Penyediaan fasilitas gawai terkoneksi dengan internet menggantikan KBM tatap muka secara fisik di sekolah. Selama dua semester sejak tahun ajaran 2019/2020 dan 2020/2021 orangtua ikut mendampingi siswa belajar di rumah. Sisi negatif dan positif sebutnya telah dialami selama hampir satu tahun.
Selama belajar daring Rohana menyebut tren penggunaan gawai untuk belajar beralih menjadi aktivitas bermain game. Sebagian orangtua memilih membatasi penggunaan gawai hanya untuk belajar. Sejumlah orangtua memilih membelikan smartphone untuk belajar secara optimal. Pada masa new normal kombinasi belajar luring dilakukan dengan sistem penjadwalan.
“Anak-anak mengalami perubahan pola belajar sisi negatifnya banyak yang depresi karena tugas yang menumpuk dari sejumlah bidang studi, sinyal yang kerap tidak maksimal serta hasil nilai pelajaran tidak maksimal dibandingkan kala KBM tatap muka,” terang Rohana saat ditemui Cendana News, Kamis (21/1/2021).
Warga Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan itu menyebut prioritas kesehatan tetap penting. Sisi positif kegiatan belajar daring dan luring selama pandemi anak anak lebih banyak berada di rumah. Tuntutan belajar siswa di rumah sebutnya mendorong anak untuk untuk mengasah sistem belajar mandiri. Sejumlah anak bahkan memilih belajar kelompok.