Ancaman Ulat Grayak, Distan Sikka Diminta Turun ke Lapangan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

MAUMERE — Hama Ulat Grayak yang mulai menyerang lahan pertanian jagung di beberapa daerah di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat petani jagung merasa khawatir akan mengalami gagal panen seperti musim tanam 2019/2020 lalu.

Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM) Kabupaten Sikka, NTT, Carolus Winfridus Keupung saat ditemui di kantornya di Kota Maumere, Senin (11/1/2021). Foto : Ebed de Rosary

Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sikka, NTT diminta untuk segera turun ke lokasi terdampak untuk memberikan pemahaman kepada para petani mengenai pencegahan yang harus dilakukan agar serangan hama tidak meluas.

“Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian harus turun memantau dan mendata jenis kerusakan. Segera lakukan langkah penyelamatan dengan membasmi hama,” sebut Carolus Winfridus Keupung saat ditemui di kantor Wahana Tani Mandiri (WTM) di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Senin (11/1/2021).

Win sapaannya mengatakan, telur dan ulat grayak yang masih kecil yang menempel di tanaman jagung harus diambil dan dimusnahkan dengan cara dibakar agar jangan berkembangbiak.

Tetapi kata dia, langkah tersebut dilakukan bila serangan hanya sedikit sekali dalam satu hamparan lahan, sehingga bisa dilakukan upaya pembasmian secara manual.

“Apabila serangan hama ulat grayaknya luas maka harus diatasi dengan melakukan penyemprotan inseksida atau racun serangga, sehingga hama tersebut mati. Tetapi apabila musim panas panjang maka tanaman jagung juga bisa mati akibat terkena semprotan inseksida,” ucapnya.

Win menyarankan agar penyemprotan dilakukan saat cuaca tidak panas atau mendung dan menjelang hujan sehingga tanaman jagung tidak akan berpengaruh namun tentunya bahan kimia akan berpengaruh terhadap hasil jagungnya.

Lihat juga...