“Sejak Minggu (17/1/2021) warga terisolir karena putusnya jembatan gantung ini. Jembatan ini memang hanya bisa dilintasi sepeda motor dan manusia, karena berukuran kecil dan dibangun dari dana desa,” terangnya.
Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, telah mengeluarkan surat yang menetapkan Kabupaten Sikka sebagai wilayah darurat bencana selama 14 hari ke depan, sejak Senin (18/1/2021).
Dalam suratnya, Robi, sapaan Bupati Sikka, mengatakan telah terjadi hujan lebat, disertai angin kencang dan gelombang pasang sehingga terjadinya banjir, tanah longsor, dan abrasi pantai yang melanda 21 kecamatan di Kabupaten Sikka.
“Akibatnya, telah terjadi kerusakan pada rumah penduduk, tanaman pertanian, jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala BPBD Sikka, Muhammad Daeng Bakir, menjelaskan timnya sejak Minggu (17/1) dan Senin (18/1) telah turun ke lokasi bencana untuk melakukan pendataan.
Daeng Bakir mengatakan, data sementara terdapat 31 kepala keluarga terdampak banjir bandang, yakni 23 kepala keluarga di Desa Reroroja dan 8 kepala keluarga di Desa Wairbleler.
“Terdapat juga fasilitas publik yang terkena dampak bencana, yakni jembatan gantung di Arawawo, jembatan di Blidit dan crossway di Dusun Duli Desa Reroroja,” ungkapnya.