Umat Katolik di Lamsel Gelar Ziarah Makam Saat Natal

Editor: Koko Triarko

Edi Gunawan menyebut, saat ziarah ia membawa bunga tabur, lilin, dan minyak wangi. Tradisi membersihkan pusara dilanjutkan dengan doa bersama keluarga sesuai tradisi iman Katolik. Kesempatan ziarah baru bisa dilakukan tepat pada hari raya Natal. Sebab, sehari sebelumnya persiapan perayaan ibadah membuat ia menunda waktu ziarah.

Melakukan ziarah menjadi salah satu pesan Natal untuk peduli kepada sesama. Perhatian selama keluarga masih hidup di dunia hingga tiada tetap akan terjalin. Mendaraskan doa di makam keluarga, menjadi kesempatan untuk mengajarkan perjuangan keluarga. Warisan tradisi leluhur yang baik tersebut sekaligus menyatukan setiap anggota keluarga yang terpisah selama beberapa bulan.

“Sebagian anggota keluarga ada yang bekerja di luar daerah, pulang hanya saat Natal, jadi ziarah makam kami lakukan bersama,” cetusnya.

Perayaan ekaristi malam Natal, sebut Edi Gunawan, telah dilakukan pada Kamis (24/12/2020) malam. Meski dalam situasi pandemi Covid-19, semangat untuk menyambut kedatangan Juru Selamat tetap dilakukan dalam suasana keprihatinan. Keprihatinan tersebut menjadi refleksi menghadapi masa krisis sesuai kotbah Natal oleh pastor Petrus Tripomo saat malam Natal.

Tetap bisa melakukan ekaristi malam Natal, Edi Gunawan bilang usai ziarah makam ia masih akan melakukan tradisi kunjungan. Meski berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana ia tidak bisa mengunjungi setiap rumah, ia bisa memakai aplikasi perpesanan. Sebagian anggota keluarga, kerabat yang tidak pulang kampung masih bisa berkomunikasi via video call dan zoom.

Remiyati, salah satu anggota keluarga yang ikut ziarah, menyebut mengunjungi makam menjadi tradisi keluarganya. Meski berbeda keyakinan, ia menyebut ziarah dilakukan pada anggota keluarga yang di antaranya merupakan anak dan cucu. Tetap melakukan ziarah mengajarkan makna persaudaraan kepada generasi yang lebih muda.

Lihat juga...