Pandemi Corona, Guru di Sikka Dituntut Kreatif

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Jonas menuturkan, meskipun terbukti penguasaan teknologi informasi para siswa banyak yang lebih hebat dari guru, para guru juga dituntut untuk menguasai teknologi secara cepat akibat situasi pandemi Corona.

“Dampak pandemi terhadap pendidikan, banyak orang berbicara hanya prediksi saja. Pasti ada dampak positif di mana guru menjadi lebih kreatif, memaksa guru untuk menyiapkan dan membuat bahan ajar berbasis teknologi informasi,” ucapnya.

Menurut Jonas, para guru dituntut membuat video pembelajaran, menggunakan aplikasi-aplikasi terbaru yang diperkenalkan. Semua itu dilakukan di sekolah.

Dirinya menambahkan, ketika ada izin pembelajaran tatap muka pun, para guru di sekolah pagi hari melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sore juga  tetap melaksanakan pembelajaran secara online.

“Guru bekerja ekstra tetapi gajinya tetap, dan kita berikan pemahaman kepada guru terkait hal ini. Pengawasan dari orang tua terhadap anaknya untuk belajar juga masih rendah, dan ini bukan kesengajaan tetapi orang tua juga sibuk bekerja,” ungkapnya.

Jonas menjelaskan, selama pembelajaran secara online, bila melihat dari hasil nilai yang ada, hasilnya lumayan bagus. Tetapi apakah benar ini murni pemikiran siswa ataukah siswa hanya mencari jawabannya di internet.

Ia menandaskan, guru tidak mempunyai alat penilaian yang valid sehingga dirinya meminta guru untuk membuat pertanyaan yang jawabannya tidak ada di internet dan buku pelajaran.

“Saya mengakali dengan meminta guru membuat pertanyaan yang jawabannya harus dianalisis dahulu, dikaji dahulu baru bisa dijawab. Dengan begitu bisa diketahui kemampuan siswa,” tuturnya.

Lihat juga...