Nataru di Maumere, Sembilan Hal Perlu Diperhatikan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Dia meminta agar ada petugas yang disiapkan guna membantu penerapan protokol kesehatan dan bekerja sama dengan Tim Gugus Tugas Covid- 19 di wilayah setempat.

Keenam, sambungnya, demi menjaga ketertiban dan keamanan perayaan, maka perayaan misa yang terjadi baik pada pagi, siang maupun sore hari dilengkapi dengan petugas keamanan dari kalangan orang muda dan organisasi rohani yang telah disiapkan secara baik, serta bekerja sama dengan petugas keamanan setempat.

“Ketujuh, umat yang merayakan misa dipastikan sehat, tidak sedang sakit. Yang sedang sakit batuk, pilek, sakit tenggorokan, gangguan pernapasan sangat dianjurkan untuk merayakan peribadatan dari rumah melalui media komunikasi yang ada atau merayakan ibadat di rumah dengan teks ibadat yang disiapkan,” harapnya.

Kedelapan, sebut Uskup Edwald, anak-anak yang mengikuti perayaan peribadatan mesti tetap berada dalam pengawasan orang tuanya serta memberian berkat untuk anak-anak ditiadakan.

Kesembilan, tutupnya, umat yang baru datang dari luar daerah atau pulau dalam hari-hari menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru ini diharapkan melaporkan diri pada pimpinan wilayah setempat (RT/RW/Desa/Kelurahan).

“Setelah melaporkan diri, mereka harus melakukan isolasi mandiri selama kurang lebih 14 hari demi memutus mata rantai penyebaran virus corona,” sarannya.

Sementara itu, Patrisius Regi, salah seorang warga yang ditemui di Gereja Katolik Centrum Maumere, meminta, agar disiapkan tenda di luar gereja untuk mengantisipasi adanya penambahan umat atau memperbanyak misa.

Patris sapaannya mengatakan, dengan adanya tenda maka umat yang tidak mendapatkan tempat duduk di dalam gereja bisa duduk di luar gereja dengan kursi yang diatur jaraknya sesuai protokol kesehatan.

Lihat juga...